Tren Baru ChatGPT yang Mengganggu, Tema Morbid Menjadi Viral

eparrphepavacuum.com – ChatGPT, platform kecerdasan buatan (AI) yang dikembangkan oleh OpenAI, telah menjadi fenomena global sejak diluncurkan pada November 2022. Dengan kemampuan untuk menjawab pertanyaan, membuat konten, hingga menghasilkan gambar, ChatGPT terus memikat jutaan pengguna di seluruh dunia. Namun, belakangan ini, sebuah tren baru yang mengganggu dan bertema morbid telah muncul di media sosial, khususnya di Instagram, yang menarik perhatian banyak orang. Tren ini melibatkan pengguna yang meminta ChatGPT untuk menghasilkan konten, baik berupa teks atau gambar, yang menggambarkan sisi gelap kehidupan mereka atau bahkan topik-topik yang berhubungan dengan kematian dan hal-hal kelam.

Apa Itu Tren Morbid ChatGPT?

Tren terbaru yang dikenal sebagai “What You Know of Me” atau variasinya seperti “Based on what you know of me, describe my darkest moments” telah menjadi viral di platform seperti Instagram Stories. Dalam tren ini, pengguna meminta ChatGPT untuk menghasilkan deskripsi atau gambar yang mencerminkan aspek kelam dari kehidupan mereka, seperti kegagalan pribadi, trauma, atau bahkan representasi simbolis dari kematian. Misalnya, prompt seperti “Berdasarkan apa yang kamu tahu tentang saya, gambarkan momen tergelap dalam hidup saya” atau “Buat gambar yang menunjukkan seperti apa akhir hidup saya” menjadi populer. Hasilnya sering kali berupa narasi atau visual yang mendalam, suram, atau bahkan menyeramkan, yang kemudian dibagikan melalui fitur “Add Yours” di Instagram Stories.

Menurut laporan, tren ini menarik karena hasil yang dihasilkan ChatGPT sangat personal dan unik, bergantung pada riwayat interaksi pengguna dengan platform. ChatGPT menggunakan data dari pertanyaan sebelumnya untuk menciptakan respons yang relevan, membuat setiap output terasa seperti cerminan intim dari kehidupan pengguna. Namun, sifat morbid dari prompt ini—yang sering kali meminta AI untuk menyelami topik seperti kesedihan, kehilangan, atau kematian—telah memicu kekhawatiran tentang dampak emosionalnya.

Mengapa Tren Ini Mengganggu?

Tren ini dianggap mengganggu karena beberapa alasan. Pertama, fokus pada tema morbid seperti kematian atau trauma dapat memengaruhi kesehatan mental pengguna. Meminta AI untuk menggambarkan “momen tergelap” atau “akhir hidup” bisa memicu emosi negatif, terutama bagi mereka yang memiliki pengalaman traumatis atau sedang berjuang dengan masalah kesehatan mental. Psikolog telah memperingatkan bahwa terlibat dalam konten yang terlalu berfokus pada aspek kelam kehidupan dapat memperburuk kecemasan atau depresi.

Kedua, privasi menjadi isu besar. ChatGPT menyimpan riwayat percakapan untuk memberikan respons yang lebih personal, tetapi berbagi hasil yang sangat intim di media sosial dapat membuat pengguna rentan. Misalnya, deskripsi atau gambar yang dihasilkan mungkin secara tidak sengaja mengungkapkan detail sensitif tentang kehidupan seseorang, yang kemudian dilihat oleh ratusan atau bahkan ribuan orang di Instagram.

Ketiga, ada risiko ketergantungan pada AI sebagai “teman curhat.” Seperti yang dilaporkan, banyak pengguna beralih ke ChatGPT untuk mencurahkan isi hati karena AI menawarkan respons yang cepat, tidak menghakimi, dan terasa personal. Namun, pakar AI memperingatkan bahwa mengandalkan mesin untuk menangani emosi kompleks, terutama terkait topik morbid, dapat mengurangi pentingnya hubungan manusia yang autentik.

Bagaimana Tren Ini Bekerja?

Untuk mengikuti tren ini, pengguna biasanya mengikuti langkah-langkah berikut:

  1. Membuat Prompt: Pengguna memasukkan perintah spesifik ke ChatGPT, seperti “Berdasarkan apa yang kamu tahu tentang saya, gambarkan momen paling kelam dalam hidup saya” atau “Buat gambar yang menggambarkan akhir hidup saya.”

  2. Mendapatkan Respons: ChatGPT menghasilkan teks atau gambar berdasarkan riwayat interaksi pengguna. Jika pengguna baru, AI mungkin meminta informasi tambahan tentang kehidupan mereka untuk menghasilkan respons yang relevan.

  3. Berbagi di Media Sosial: Pengguna mengambil tangkapan layar teks atau mengunduh gambar yang dihasilkan, lalu mengunggahnya ke Instagram Stories menggunakan stiker “Add Yours” untuk mengajak orang lain mengikuti tren.

Contoh prompt dalam bahasa Indonesia:

  • “Berdasarkan apa yang kamu tahu tentang saya, buat cerita tentang momen tersulit dalam hidup saya.”

  • “Gambarkan seperti apa akhir hidup saya berdasarkan apa yang kamu ketahui tentang saya.”

Hasilnya bisa berupa narasi tentang kegagalan pribadi, kehilangan orang yang dicintai, atau bahkan visual simbolis seperti kuburan, hutan gelap, atau sosok bayangan. Pengguna sering kali terkejut dengan ketepatan atau intensitas respons, yang membuat tren ini semakin menarik namun juga kontroversial.

Dampak dan Kontroversi

Tren ini telah memicu diskusi tentang etika penggunaan AI. Beberapa pihak memuji ChatGPT karena kemampuannya menciptakan konten yang mendalam dan personal, yang memungkinkan pengguna untuk berefleksi tentang kehidupan mereka. Namun, yang lain menganggap tren ini berbahaya karena mendorong pengguna untuk fokus pada aspek negatif atau morbid dari kehidupan mereka. Pakar kesehatan mental menyarankan agar pengguna mendekati tren ini dengan hati-hati dan menghindari prompt yang dapat memicu emosi negatif yang kuat.

Selain itu, ada kekhawatiran tentang bagaimana platform media sosial memperkuat tren ini. Fitur “Add Yours” di Instagram mendorong efek viral, di mana pengguna merasa tertekan untuk ikut serta agar tidak ketinggalan. Hal ini dapat menyebabkan tekanan sosial, terutama bagi remaja atau individu yang rentan terhadap pengaruh media sosial.

Tips Menggunakan Tren Ini dengan Bijak

Jika Anda ingin mencoba tren ini, berikut beberapa saran untuk melakukannya dengan aman:

  • Pilih Prompt dengan Hati-hati: Hindari meminta respons yang terlalu berat atau emosional jika Anda merasa tidak siap menghadapi hasilnya. Cobalah prompt yang lebih ringan, seperti “Gambarkan momen bahagia dalam hidup saya.”

  • Jaga Privasi: Pikirkan dua kali sebelum membagikan hasil di media sosial, terutama jika respons mengungkapkan detail pribadi.

  • Konsultasikan dengan Profesional: Jika tren ini memicu emosi negatif, bicarakan dengan teman, keluarga, atau profesional kesehatan mental alih-alih mengandalkan AI.

  • Batasi Ketergantungan pada AI: Gunakan ChatGPT sebagai alat hiburan atau refleksi, bukan sebagai pengganti hubungan manusia.

Tren morbid ChatGPT yang sedang viral di Instagram menawarkan cara unik untuk menjelajahi sisi gelap kehidupan melalui kecerdasan buatan. Meskipun menarik dan inovatif, tren ini juga membawa risiko emosional dan privasi yang perlu diperhatikan. Dengan pendekatan yang bijak, pengguna dapat menikmati kreativitas teknologi ini tanpa terjebak dalam dampak negatifnya. Seperti halnya teknologi lainnya, keseimbangan dan kesadaran adalah kunci untuk memanfaatkan ChatGPT secara positif di tengah tren yang terus berkembang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *