Polestar 4, Berani Berbeda, Tapi Belum Cukup Berani

eparrphepavacuum.com – Polestar 4, SUV coupe listrik premium dari brand Swedia yang dimiliki Volvo dan Geely, memang dirancang untuk menonjol di tengah lautan EV yang semakin ramai. Diluncurkan secara global pada 2024 dan mulai tersedia di beberapa pasar termasuk Eropa serta Asia pada 2025, Polestar 4 membawa konsep radikal: tanpa kaca belakang. Alih-alih, ia mengandalkan kamera roof-mounted dengan feed digital di kaca spion dalam. Desain ini memberikan siluet coupe yang sleek, interior lapang, dan aerodinamika lebih baik. Tapi, apakah keberanian ini cukup untuk membuatnya benar-benar berbeda di segmen yang dikuasai Porsche Macan Electric, Tesla Model Y, atau Audi Q6 e-tron? Jawabannya: berani, tapi belum cukup berani untuk mengubah permainan.

Desain Eksterior: Coupe yang Elegan, Tapi Masih Aman

Polestar 4 memiliki panjang 4,84 meter dengan wheelbase panjang 3 meter, memberikan proporsi coupe yang proporsional dan agresif. Garis bodi minimalis khas Polestar—tanpa grille depan, lampu Thor’s Hammer, dan dual blade headlights—membuatnya terlihat futuristik. Pilihan warna seperti Snow atau Storm menambah kesan premium.

Konsep no rear window memang inovatif: menghilangkan pilar C tradisional, memberikan visibilitas digital 4K, dan ruang kepala belakang lebih lega. Tapi, di praktiknya, banyak reviewer menyebut feed kamera kurang intuitif dibanding kaca biasa, terutama saat hujan atau malam hari. Ini berani, tapi terasa seperti gimmick daripada revolusi.

Interior dan Teknologi: Mewah Skandinavia dengan Sentuhan Google

Kabin Polestar 4 adalah salah satu yang terbaik di kelasnya: material recycled (botol PET untuk jok, bio-attributed untuk karpet), layar portrait 15,4 inci dengan Android Automotive OS dan Google integration (Assistant, Maps, Play Store). Sound system Harman Kardon 12 speaker optional memberikan audio jernih.

Fitur unik seperti panoramic roof dengan electrochromic glass (bisa gelap/transparan) dan ambient lighting yang bisa disesuaikan menambah nuansa luxury. Tapi, kompetitor seperti Mercedes EQE SUV atau BMW iX sudah menawarkan hal serupa dengan eksekusi lebih halus.

Performa dan Pengendaraan: Cepat, Tapi Tidak Ekstrem

Polestar 4 tersedia dalam dua varian:

  • Single Motor (Long Range): RWD, 272 hp, 343 Nm, 0-100 km/jam 7,1 detik, baterai 100 kWh, jarak WLTP hingga 610 km.
  • Dual Motor: AWD, 544 hp, 686 Nm, 0-100 km/jam 3,8 detik, jarak hingga 580 km.

Suspensi adaptive air suspension optional memberikan keseimbangan antara comfort dan handling. Di jalan, Polestar 4 nyaman untuk daily drive, tapi tidak se-ekstrem Porsche dalam sportiness atau se-luxury Mercedes dalam refinement. Ini berbeda dari Tesla yang lebih fokus akselerasi brutal, tapi masih bermain aman di tengah-tengah.

Harga dan Posisi Pasar: Premium, Tapi Kompetitif

Di Eropa, harga mulai sekitar €60.000–€70.000 (sekitar Rp 1–1,2 miliar). Di Indonesia, jika masuk resmi (belum ada konfirmasi hingga akhir 2025), diprediksi Rp 1,5–2 miliar. Ini menempatkannya bersaing dengan Tesla Model Y Performance, Audi Q6 e-tron, atau BMW iX3.

Keberanian Polestar 4 terlihat di desain tanpa kaca belakang dan fokus sustainability (carbon footprint rendah dibanding kompetitor). Tapi, di sisi lain, ia masih mengikuti formula EV premium: baterai besar, power tinggi, dan tech Google—tidak ada terobosan seperti solid-state battery atau autonomous level tinggi.

Kesimpulan: Berani, Tapi Masih di Zona Nyaman

Polestar 4 memang dares to be different dengan siluet coupe tanpa kaca belakang, interior eco-luxury, dan pendekatan Skandinavia yang minimalis. Ia menawarkan pengalaman EV yang refined dan berbeda dari Tesla yang agresif atau Jerman yang teknis. Namun, inovasinya terasa setengah hati—kamera belakang belum sempurna, performa kuat tapi tidak ekstrem, dan fitur masih mengikuti tren industri.

Bagi yang mencari EV premium dengan gaya unik dan nilai sustainability tinggi, Polestar 4 layak dipertimbangkan. Tapi untuk benar-benar mengubah permainan, Polestar perlu lebih berani lagi di generasi berikutnya. Sampai saat itu, Polestar 4 tetap menjadi “berbeda”, tapi belum “cukup berbeda” untuk mendominasi segmen.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *