6 Tantangan Menarik yang Menanti Robotaksi Waymo di London

eparrphepavacuum.com – Waymo, perusahaan kendaraan otonom milik Alphabet (induk Google), baru saja mengumumkan ekspansi pertamanya ke Eropa dengan meluncurkan layanan robotaksi di London pada 2026. Setelah sukses beroperasi di kota-kota Amerika Serikat seperti Phoenix, San Francisco, dan Los Angeles, serta uji coba di Tokyo, Waymo kini menghadapi medan baru di ibu kota Inggris yang bersejarah. Uji coba awal dengan pengemudi pengaman manusia akan dimulai dalam beberapa minggu mendatang, menggunakan SUV Jaguar I-Pace yang dimodifikasi. Namun, jalanan kuno London yang penuh liku-liku menjanjikan tantangan unik yang justru membuat proyek ini semakin menarik. Berdasarkan analisis terkini,

1. Mengemudi di Sisi Kiri, Kecuali…

Di Inggris, kendaraan mengemudi di sisi kiri jalan, berbeda dari sisi kanan yang biasa di AS. Perangkat lunak otonom Waymo harus disesuaikan, mungkin melalui pengaturan sederhana untuk mengalihkan mode mengemudi kiri-kanan. Pengalaman di Jepang, yang juga mengemudi di kiri, membantu, tapi ada pengecualian seperti pintu masuk Hotel The Savoy di pusat London, di mana kendaraan harus beralih ke sisi kanan sementara sebelum kembali. Perangkat lunak harus mengenali aturan lokal ini dengan presisi.

2. Jalanan Sempit dan Berliku

Jalanan London, yang dibangun sebelum era mobil, sering kali sempit dan berbelok-belok, menyulitkan manuver Jaguar I-Pace yang tidak terlalu ringkas. Belokan tajam dan jalan satu arah yang ramping menjadi ujian. Contohnya, Crawford Passage di Clerkenwell, jalan tersempit di London, yang di tengahnya hanya muat sepeda. Uji coba akan membantu robotaksi belajar beradaptasi melalui pengalaman langsung.

3. Lubang Jalan (Potholes)

London penuh lubang jalan, yang lebih sulit dihindari karena jalanan lebih sempit dibanding AS. Cuaca hujan Inggris sering mengisi lubang dengan air, membuatnya sulit dideteksi oleh sensor—apakah genangan dangkal atau lubang dalam? Meski AS juga punya masalah serupa, kombinasi frekuensi, lebar jalan, dan cuaca London meningkatkan risikonya, termasuk kerusakan ban, suspensi, atau kenyamanan penumpang.

4. Turis yang Tak Terduga

London menyambut lebih dari 20 juta turis per tahun, banyak yang tiba-tiba melintas jalan sambil terganggu oleh landmark seperti Big Ben, Istana Buckingham, atau Tower Bridge. Kendaraan Waymo dilengkapi kamera dan sensor untuk menangani interaksi pejalan kaki mendadak, memastikan keselamatan bagi robotaksi dan pejalan kaki dalam situasi umum ini.

5. Tata Letak Jalan yang Aneh

Sistem jalan kompleks seperti Seven Dials di pusat London mirip versi mini Place Charles de Gaulle di Paris. Pendekatan satu jalur mengarah ke sana, dengan banyak jalan keluar dilarang oleh tanda “no entry”, memaksa kendaraan berputar hingga menemukan salah satu dari tiga keluar yang diizinkan, sambil menghindari turis. Sistem Waymo harus mendeteksi dan menavigasi tata letak tidak konvensional ini dengan teliti.

6. Pengemudi Taksi Hitam (Black Cab Drivers)

Pengemudi taksi hitam ikonik London, yang menjalani pelatihan bertahun-tahun untuk hafal setiap jalan, mungkin menolak pendatang baru seperti Waymo. Mereka pernah menantang Uber melalui gugatan dan lobi, meski kini Uber hidup berdampingan. Protes atau dorongan regulasi melindungi taksi tradisional terhadap robotaksi Waymo tetap menjadi kemungkinan, dengan hasil yang harus diamati.

Kesimpulan Ekspansi Waymo ke London bukan hanya lompatan teknologi, tapi juga ujian adaptasi terhadap kota bersejarah yang penuh kejutan. Tantangan-tantangan ini, dari aturan lalu lintas unik hingga kompetisi lokal, akan membentuk masa depan mobilitas otonom di Eropa. Dengan kecepatan lalu lintas rendah London sebagai tempat latihan ideal, Waymo berpotensi merevolusi transportasi urban—jika berhasil menaklukkan enam rintangan menarik ini. Pantau perkembangannya, karena London bisa jadi tolok ukur global untuk robotaksi masa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *