eparrphepavacuum.com – Di dunia gaming PC yang semakin haus akan VRAM lebih besar, kabar buruk baru saja muncul: Nvidia dikabarkan akan menghentikan praktik bundling VRAM dengan GPU-nya. Bayangkan saja—bukan lagi sekadar kartu grafis dengan 8GB VRAM yang “cukup” untuk game lama, tapi kemungkinan GPU datang tanpa memori sama sekali, memaksa mitra produksi untuk mencari sendiri. Rumor ini meledak pada akhir November 2025, di tengah krisis kekurangan memori global yang dipicu ledakan permintaan AI. Apakah ini akhir dari GPU murah, atau justru peluang inovasi? Mari kita bedah.
Latar Belakang Rumor: Kekurangan Memori yang Dipicu AI
Sumber rumor ini adalah leaker terkenal “Golden Pig Upgrade Pack” di Weibo, yang dibagikan melalui VideoCardz dan PC Gamer. Menurutnya, Nvidia berencana mengirimkan hanya “GPU die” (chip inti prosesor grafis) ke mitra AIB (Add-In Board, seperti ASUS, MSI, atau Gigabyte), tanpa menyertakan VRAM (seperti GDDR6X atau GDDR7) yang biasanya dibundel. Alasan utama? Krisis pasokan memori yang parah.
Sejak 2024, harga memori DRAM dan GDDR melonjak hingga 60% karena permintaan AI data center yang rakus. CEO Silicon Motion bahkan memperingatkan kekurangan HDD, DRAM, HBM, dan NAND yang bisa berlangsung hingga 2026. Nvidia, sebagai raja GPU AI, terdampak langsung. Dengan menghentikan bundling, mereka bisa mengamankan stok untuk produk unggulan seperti RTX 50-series Founders Edition dan server “Rubin CPX” atau “Vera Rubin”, sambil menurunkan biaya awal.
Secara historis, Nvidia selalu menjual paket “GPU die + VRAM” untuk menjaga spesifikasi standar dan memudahkan mitra kecil. Ini juga mencegah masalah seperti VRAM cacat di masa lalu dari vendor murahan. Tapi sekarang, mitra harus bernegosiasi langsung dengan Samsung, Micron, atau SK Hynix—sesuatu yang mudah bagi raksasa seperti ASUS, tapi mimpi buruk bagi vendor kecil.
Dampak Potensial: Harga Naik, Pasokan Ketat, dan Inovasi?
Rumor ini langsung memicu perdebatan sengit di Reddit (r/pcmasterrace dan r/nvidia), dengan ribuan komentar. Berikut implikasinya:
- Harga GPU Melonjak: Mitra kecil kesulitan mendapatkan VRAM murah, yang bisa menaikkan harga 10–20% atau lebih. “Kita sudah meratap harga RAM mahal, sekarang GPU ikut?” tulis satu user di PC Gamer. Black Friday 2025 mungkin jadi momen terakhir untuk beli GPU dengan harga “masih manusiawi”.
- Pasokan Mid-Tier Terancam: Vendor besar seperti EVGA (yang sudah keluar pasar karena margin tipis) akan selamat, tapi yang kecil bisa bangkrut. Hasilnya? Kurangnya pilihan GPU murah di bawah $500, seperti RTX 4060 atau 5060.
- Sisi Positif? Fleksibilitas Lebih: Beberapa spekulasi bilang ini bisa membuka pintu untuk VRAM custom—misalnya, 12GB di kartu entry-level atau LPDDR5 murah untuk APU AMD (rumor RDNA 5). Tapi Nvidia? Mereka aman, karena bisa jual Founders Edition dengan VRAM premium tanpa gangguan.
| Aspek Dampak | Pro | Kontra |
|---|---|---|
| Harga | Potensi diskon awal die | Naik 10–20% akhirnya |
| Pasokan | Nvidia prioritas AI/server | Mitra kecil kesulitan |
| Inovasi | VRAM custom mungkin | Kurang pilihan mid-range |
| Konsumen | Founders Edition stabil | GPU murah hilang |
Mengapa 8GB VRAM Sudah “Parah” dan Ini Bikin Lebih Buruk?
Sejak RTX 40-series, gamer mengeluh 8GB VRAM tak cukup untuk game 4K seperti Cyberpunk 2077 atau Alan Wake 2—frame drop dan stuttering jadi musuh utama. AMD mendengar keluhan itu dengan RX 7000-series 16GB+, tapi Nvidia tetap “pelit” di entry-level. Kalau bundling VRAM berhenti, mitra mungkin pilih opsi termurah (8GB atau kurang), membuat masalah VRAM makin kronis. “Bayangkan beli GPU $2000, lalu tambah VRAM kit $1000 untuk 8GB—gila!” sindir user Reddit.
Apa yang Harus Kamu Lakukan Sekarang?
Belum resmi, tapi kalau rumor ini benar (track record Golden Pig bagus), 2026 bisa jadi tahun “GPU mahal”. Saran:
- Upgrade Sekarang: Manfaatkan Black Friday deal RTX 50-series sebelum harga naik.
- Pilih AMD?: RDNA 5 rumor punya VRAM lebih banyak, meski sama-sama terdampak kekurangan.
- Pantau Update: Nvidia mungkin bundling lagi kalau pasokan membaik—atau AMD ambil peluang.
Rumor ini menunjukkan bagaimana boom AI merusak ekosistem gaming PC. Nvidia, yang untung besar dari server AI, kini “cuci tangan” soal VRAM untuk konsumen. Apakah ini langkah cerdas atau anti-kompetitif? Waktu akan jawab. Yang pasti, kalau kamu pikir 8GB VRAM sudah bikin frustrasi, tanpa bundling sama sekali bisa bikin build PC-mu jadi mimpi buruk. Stay tuned—dan mungkin, saatnya pertimbangkan laptop gaming dengan VRAM tetap.
